Senin, 10 Juni 2019

Cara Mengumpulkan Bahan untuk Konten Media Radio


    
Halo sahabat pembaca, kali ini kita akan membahastentang bahan radio, lebih tepatnya lagi bagaiman cara mengumpulkan bahan untuk konten media radio.  Pastinya sahabat pembaca pernah mendengar radio? Berbagai bahan pembahasan tentunya disajikan oleh penyiar. Bagaimanakah mereka mendapatkan bahan-bahan untuk konten mereka? Mari kita simak.



1.    Observasi
Observasi adalah proses sitematis dalam merekam pola perilaku manusia, objek dan kejadian-kejadian tanpa menggunakan pertanyaan atau berkomunikasi dengan subjek. Dalam proses observasi tersebut, terjadi proses perubahan fakta menjadi data. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Penulis dapat melakukan observasi untuk mengumpulkan bahan untuk konten media. Observasi memiliki beberapa teknik, antara lain:
a.    Deskripsi tertulis
b.    Rekaman video
c.    Artefak

2.    Wawancara
Wawancara merupakan bentuk pengumpulan data dengan cara tanya jawab. Wawancara menjadi salah satu bentuk yang sering digunakan. Melakukan proses wawancara bukanlah hal yang mudah. Banyak jurnalis yang mengalami kesulitan dalam proses mewawancarai orang untuk mendapatkan suatu data, karena orang cenderung menjawab dengan singkat. Apalagi budaya pada masyarakat Indonesia yang cenderung tidak terbiasa mengungkapkan perasaan. Wawancara memiliki beberapa jenis, antara lain:
a.    Informal (wawancara percakapan)
b.    Umum (pendekatan terarah)
c.    Standar (wawancara terbuka)
d.   Via Telepon

3.    Penelusuran Referensi atau Pengumpulan Dokumen
     Proses pengumpulan bahan untuk konten media selanjutnya bisa dilakukan dengan cara melakukan penelusuran referensi atau pengumpulan data yang terdapat dalam buku, internet, maupun dokumen-dokumen lainnya. Penulis dapat mencari referensi-referensi untuk bahan konten media melalui buku maupun internet pada sumber yang terpecaya. Sehingga informasi-informasi yang disajikan akan menjadi lebih akurat, dan terpercaya.
    
Nah, itu dia tadi bagaimana car mengumpulkan konten radio, semoga bermanfaat, terima kasih.
Share:

Bagaimanakah Teknik Penulisan Teks Iklan ?



Tentunya para pembaca yang ingin membuat sebuah iklan bertanya-tanya, bagaimanakah teknik menulis iklan ? apa sajakah langkah-langkahnya? Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menulis iklan.


1.    Menulis Headline
a.    Judul harus dibuat menarik dan menonjol sehingga orang mau membaca teksnya (bodycopy-nya)
b.    Headline harus bisa dipercaya dan meyakinkan, namun jangan sampai berlebihan
2.    Berbagai Jenis Headline.
a.    Sebuah headline yang baik adalah yang dapat membuat orang secara spontan membaca bodycopy nya.
b.    Dari gaya dan struktur kalimatnya, headline bisa berbentuk pernyataan   (statement), membangkitkan rasa keingintahuan atau membuat penasaran (curiosity), pertanyaan (question), menggoda (intriguing), mengejutkan (shocking), retorika (rhetoric), bujukan (persuasion) dan sebagainya.
3.    Menulis Bodycopy
a.    Pesan iklan yang biasanya dikemukakan dalam headline dan bodycopy harus jelas. Artinya, kita ingin agar konsumen berbuat apa setelah membaca iklan kita.
b.    Kalimat yang digunakan dalam pembuatan bodycopy haruslah efisien dan efektif yaitu singkat, padat namun menarik dan dengan mudah dapat ditangkap artinya oleh pembaca atau sasaran.
4.    Menulis Advertorial
a.    Advertorial adalah iklan, namun ditulis dengan gaya editorial. Isi pesan dan gaya tulisannya lebih serius.
b.    Untuk meningkatkan kepercayaan terhadap apa yang kita paparkan dalam advertorial, sebaiknya ditampilkan angka-angka hasil riset, statistik, reference ilmiah, ataupun makalah yang ditulis oleh lembaga profesional yang berkaitan.
c.    Untuk iklan komersial, copywriter biasanya menggunakan teknik testimonial. Namun, hati-hati dalam menggunakan teknik testimonial, karena harus benar didukung data dan fakta.
5.    Menyunting Naskah.
a.    Setelah sebuah headline atau bodycopy selesai dibuat, perlu dilakukan penyuntingan untuk menghindari penggunaan kata yang tidak diperlukan seperti terlalu bertele-tele yang membuat orang menjadi malas untuk membacanya.
b.    Biasanya penyuntingan dilakukan pada tahap akhir sebelum akhirnya disetujui.
6.    Menulis Script Iklan Radio.
a.    Bentuk nasklah iklan radio sama seperti kita menulis naskah sandiwara atau screenplay. Bedanya, dengan naskah iklan cetak adalah dalam gaya bahasa, batasan waktu, dan peristilahan.
b.    Dalam iklan cetak, kita dibatasi oleh ukuran lebar kolom dan milimeter, sedangkan dalam iklan radio kita dibatasi oleh waktu atau durasi.
7.    Menulis Script Iklan Televisi.
a.    Script untuk iklan di media televisi, di samping memuat pesan iklan yang verbal untuk diperdengarkan, juga memuat visual (gambar) untuk diperlihatkan kepada pemirsa atau sasaran.
b.    Script untuk televisi harus memberikan ruang untuk menampilkan gambar, baik gambar produk yang ditawarkan, gambar orang, cartoon maupun scenes lain sesuai dengan story line atau scenario yang sudah dibuat.
8.    Menulis Naskah untuk Media Lain-Lain.
a.    Istilah media lain dapat disebut dengan media Below The Line( BTL ) atau media Outdoor.
b.    Contoh dari media lain antara lain adalah papan reklame besar / billboard, poster, banner, spanduk, stiker, umbul-umbul, panel bus, dan lain sebagainya.
c.    Menulis naskah untuk media seperti brosur, leaflet, pamphlet, stiker dan sejenisnya, sama saja dengan menulis iklan di koran atau majalah. Bedanya, menulis untuk jenis media ini, ukurannya ditentukan oleh kita sendiri.
Share:

Tahukah anda bahwa iklan memiliki 3 jenis ?


            Secara umum Iklan adalah bentuk komunikasi nonoperasional mengenai suatu organisasi, produk, servis atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui.
Jenis-jenis bedasarkan tujuan dan sifat Iklan dalam Media Massa.
Dari segi jenis, iklan dibagi menjadi 3 jenis, sebagai berikut :

 
a.        Jenis iklan berdasarkan tujuan
1.        Iklan Informasi adalah iklan yang bertujuan untuk, diantaranya:
Memberi tahu tentang produk baru, memberi tahu perubahan harga atau kemasan, menjelaskan cara kerja produk, mengurangi ketakutan konsumen, mengoreksi infromasi yang keliru terhadap produk, menginformasikan kegunaan baru dari produk tertentu, dan menyebutkan pula jasa atau servis yang menyertai produk.

2.        Iklan Persuasi adalah iklan yang secara langsung memersuasi atau mengajak orang untuk:Memilih merk yang diiklankan, menganjurkan memberi merk yang diiklankan, mengubah persepsi konsumen tentang merk tertentu, dan membujuk konsumen untuk membeli atau menerima penawaran.

3.        Iklan Pengingat (Reminder) adalah iklan yang isinya bertujuan:Mengingatkan bahwa produk itu mungkin akan sangat dibutuhkan dalam waktu dekat ini, menjaga kesadaran akan produk, menjalin hubungan baik dengan konsumen, mengingatkan di mana membeli produk itu, mengingatkan konsumen di waktu pasaran sepi, dan memantapkan atau meneguhkan bahwa pilihan konsumen tepat.

Itu tadi 3 jenis iklan yag perlu anda ketahui, semoga bermanfaat.
Share: